1.
Penciptaan nilai pada tahap input
Cara perusahaan memilih memperoleh input yang diperlukan untuk menghasilkan barang dan jasa akan sangat menentukan berapa besar nilai (value) yang dapat diciptakan oleh perusahaan pada tahap ini (input stage). Sebagai contoh, apabila terdapat dua pabrik mi instan yang saling bersaing, dimana salah satu pabrik mi tersebut memperoleh bahan baku terigu dengan kualitas yang sama tetapi harga lebih murah, maka akan dapat dipastikan bahwa dalam jangka panjang perusahaan mi instan yang memperoleh harga terigu lebih murah tersebut akan memiliki keunggulan kompetitifpembuatan (competitive advantage) dibanding pabrik mi instan pesaing.
Porter (1989) memperkenalkan konsep rantai nilai (value chain) untuk menganalisis penciptaan nilai pada setiap tahapan aktivitas perubahaan barang dan jasa.
Pencitaan Nilai Pada Tahap Proses (Conversion Stage)
Pada tahap ini perusahaan menggunakan berbagai keunggulan teknologi produksi dan juga kemampuan sumber daya manusia untuk menghasilkan produk yang unggul dibanding produk pesaing. Meskipun perusahaan dengan pesaing menggunakan bahan produksi yang relatif sama, produk perusahaan dengan produk pesaing.
Pencitaan Pada Tahap Output
Setelah produk dihasilkan oleh perusahaan, selanjutnya perusahaan dihadapkan pada penciptaan nilai tahap ketiga yaitu bagaimana melakukan distribusi produk dan pelayanan kepada komsumen. Berbagai layanan yang diberikan perusahaan seperti layanan purnajual (aftersales servis) atau pengiriman barang yang tepat waktu dapat menciptakan nilai bagi komsumen/pelaggan.
2.
- Dari perspektif perusahaan; tujuannya adalah untuk mengetahui daya tarik pelanggan secara individu (Customer Lifetime Value) dan secara kelompok (Customer Equity) dari sudut pandang perusahaan
- Dari persfektif pelanggan; tujuannya adalah memahami nilai yang akan dihasilkan perusahaan dari tujuan dan hasrat pelanggan dalam mengkonsumsi barang atau jasa
3. Lingkungan Mikro dan Lingkungan Makro
4.
- Pemasok
- Pesaing
- Pelanggan
- Penyalur
- Kelompok Penekan
- Kreditur
5.
- Lingkungan Khusus Perusahaan
Menurut Robbins dan Coulter, lingkungan khusus perusahaan memiliki pengaruh langsung terhadap keputusan yang akan diambil oleh manajemen perusahaan dan memberikan reaksi yang cepat terhadap keputusan yang diambil oleh manajemen perusahaan. Lingkungan khusus terdiri dari :
Pemasok (Suppliers)
Selain digunakan sebagai sebutan untuk perusahaan yang memasok bahan baku, pengertian pemasok mencakup pula lembaga-lembaga yang menyediakan pembiayaan maupun sumber daya manusia. Pemegang saham, bank, perusahaan asuransi, dana pensiun dan sebagainya, adalah pemasok uang bagi perusahaan. Sedangkan perguruan tinggi, serikat pekerja, perusahaan jasa tenaga kerja merupakan pemasok sumber daya manusia bagi perusahaan.
Pesaing (Competitors)
Sunsilk dan Pantene saling bersaing untuk memperebutkan bagian pasar dari segmen shampo. Selain pesaing yang berasal dari perusahaan yang menghasilkan produk yang sama, pesaing dapat pula berasal dari perusahaan yang memproduksi produk substitusi yaitu produk yang berlainan tetapi memiliki fungsi yang sama. Misalnya, pada saat harga tiket pesawat Jakarta-Medan mengalami penurunan sehingga tidak berbeda jauh dengan harga tiket bus antar pulau, maka hal tersebut telah mendorong konsumen untuk memilih alat transportasi pesawat.
Pelanggan (Customer)
Perusahaan memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan (customer). Perusahaan harus berusaha memahami kebutuhan konsumen untuk menjadi perusahaan yang unggul (Peters dan Waterman, Jr: 1982). Perubahan kebutuhan dan selera konsumen dapat mengakibatkan ketidakpastian bagi perusahaan apabila tidak dapat mengikuti perubahan tersebut. Penerimaan dan loyalitas konsumen terhadap produk perusahaan akan menentukan kelangsungan hidup perusahaan untuk jangka yang panjang.
Penyalur (Distributors)
Saluran distribusi akan menentukan tingkat cakupan pasar yang dicapai oleh perusahaan. Saluran distribusi juga menentukan tingkat ketersediaan produk perusahaan di berbagai tempat. Dengan kata lain, saluran distribusi dapat membuat produk perusahaan dapat diperoleh konsumen dilokasi yang dapat dijangkau konsumen. Sebaliknya, jika keterbatasan saluran distribusi akan mengakibatkan kesulitan untuk menempatkan produk yang ditempat yang dibutuhkan konsumen.
Kelompok Penekan (Pressure Groups)
Salah satu kelompok penekan adalah serikat pekerja (unions). Kebebasan berserikat bagi warga negara Indonesia dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945. Serikat pekerja memberikan tekanan terhadap kebijakan perusahaan yang bertentangan dengan kepentingan para pekerja.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menjadi kelompok penekan untuk melindungi kepentingan konsumen. Misalnya pada saat menjelang hari raya semua harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) menjadi kelompok penekan terhadap pemerintah. Wahana lingkungan Hidup Indonesia (Wahli) menjadi kelompok penekan terhadap perusahaan yang melakukan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.
Kreditor (Creditors)
Selain mengandalkan modal sendiri yang diperoleh dari pemegang saham, perusahaan pada umumnya membutuhkan bantuan lembaga bank untuk menunjang kecukupan modalnya. Kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari bank selain dari tersedianya jaminan juga sangat ditentukan oleh kinerja keuangan perusahaan tersebut, yakni apakah perusahaan akan mampu membayar kewajiban yang jatuh tempo sehingga kredit yang diberikan oleh bank tidak berkembang menjadi kredit bermasalah bahkan kredit macet.